Rabu, Januari 09, 2008

REFLEKSI AKHIR TAHUN HIJRIYAH

(JANGAN MENGAKU KALAH SEBELUM KE SURGA)


Cakrawala masih membentang di ufuk timur, semesta berpesta pora. Rasanya seperti mimpi, menerawang nan jauh dalam angan –angan dan khayalan. Tapi ini kenyataan, ketika pagi masih menyapa dengan lembutnya penuh kehangatan.
Semangat baru tumbuh dalam sebuah awal perjalanan kehidupan, menapaki hari yang penuh dengan keceriaan, penuh dengan warna berpadu dalam indahnya pelangi. Mengesankan, menakjubkan, seperti sesuatu jiwa baru untuk sebuah harapan.
“Hari ini harus lebih baik dari kemarin”. Tekad yang tertanam menumbuhkan semangat juang, semangat berusaha dan bekerja keras memperbaiki diri, memperbaiki hati dalam rangka mendekatkan diri pada Illahi.
Perjalanan hidup yang berat membentang, diantara batu dan kerikil tajam yang siap menerjang, menghantam akan menjadi penghalang dalam menempuhnya. Tapi keyakinan penuh dan optimis dalam menghadapi segala rintangan akan menjadikan kita tetap tegar, berdiri tegak menyosong masa depan.
”Bergerak”, jangan diam menapaki kehidupan. Karena bumi masih berlari berputar mengelilingi matahari. Selama ada asa di jiwa, nadi yang bergetar memompa darah dan jantung yang berdetak bahkan nafas yang masih berhembus. Pantang rasanya berputus asa, mengaku kalah sebelum menuju syurga.
Kesabaran menjalani kehidupan, keistiqomahan dalam segala aktivitas kebaikan yang kita lakukan adalah kunci menuju kesuksesan dan tiket kita meraih syurga..
Semoga Allah senantiasa menguatkan langkah – langkah kita untuk melakukan perubahan, melakukan perbaikan diri dan hati dan menjadikan momentum Hijriyah sebagai tanda hijrahnya kita kepada Allah SWT.
”Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu”. (HR. Bukhari)
“Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit”. (HR. Bukhari)
”Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS 4 : 100). Semalat Tahun Bari 1 Muharram 1429 H. [J] Margo Widilaksono.

Diambil dari milis Sekolah Kehidupan

0 komentar:

Template Design | Elque 2007